THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 17 November 2010

Penyebab terjadinya kelainan seks!

 

Penyebab terjadinya kelainan seks!

Disemua agama menjelaskan bahwa tuhan menciptakan manusia hanya 2 jenis,yakni laki-laki dan perempuan
tapi tak dapat disangkal di dunia ini ada segelintir orang yang suka akan sesama jenis (gay n lesbi)
ada beberapa faktor yang menjadikan mereka seperti itu (malah sewaktu-waktu ada yang mengatakan kalau orang2 i2 sbg PEKAT)

1.BAWAAN DARI KECIL
maksud bawaan dari kecil ini bukan dari pas seorg manusia lahir kebumi tapi lebih ke didikan orangtua ke anak.
2.FAKTOR LINGKUNGAN
apabila anda berada dilingkungan orang-orang yg mengalami kelainan seks,saya harap anda untuk jaga jarak mulai dari sekarang dgan mereka
kenapa???walaupun rasa seks kita n0rmal tapi,lama kelamaan lingkungan akan mempengaruhi kita untuk mencoba dan mengikuti jejak dari orang yang mempunyai kelainan seks tsb..
3.RASA TRAUMA
alasan yang ketiga inilah faktor penyebAb yg teramat fatal karena jika seseorang telah patah hati dan sakit hati pada lawan jenisnya sering kali menimbulkan sindr0m untuk mempunya hubungan kembAli dgn lawan jenis tsb.
Sehingga mereka lebih memilih menjalin hubungan dgn sesama jenis




   Istilah paraphilia (kelainan seksual) pertama kali disebut oleh seorang psikoterapis bernama Wilhelm Stekel dalam bukunya berjudul Sexual Aberrations pada tahun 1925. Paraphilia berasal dari bahasa Yunani, para berarti "di samping" dan philia berarti "cinta".
Definisi mengenai paraphilia menjelaskan sebagai kondisi yang ditandai dorongan, fantasi, atau perilaku seksual yang berulang dan intensif, yang melibatkan objek, aktivitas atau situasi yang tidak biasa dan menimbulkan keadaan distress (stres yang berbahaya) yang meyakinkan secara klinis atau kerusakan dalam masyarakat, pekerjaan atau area fungsi-fungsi lainnya.

Paraphilia terdiri atas sembilanjenis, sebagian besar sudah dikenal di kalangan masyarakat luas.

1. Ekshibisionisme: mempertunjukkan alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal untuk mendapatkan kenikmatan seksual.

2. Fetisisme: umumnya menggunakan benda-benda khas wanita seperti bra, celana dalam, untuk mendapatkan kenikmatan seksual.

3. Froteurisme: kenikmatan seksual dengan menyentuh dan menggesek-gesekkan ke bagian sensitif orang yagn sedang tidak memperhatikan di tempat yang berdesakan.

4. Pedofilia: aktivitas seksual dengan anak-anak.

5. Masokisme seksual: kenikmatan seksual diperoleh jika secara fisik dilukai, diancam, atau dianiaya.

6. Sadisme seksual: kebalikan dari masokisme, yaitu kenikmatan seksual diperoleh jika menyebabkan penderitaan fisik maupun psikis pada mitra seksual.

7.  Fetisisme transvestik: dorongan seksual diperoleh dengan berpikir atau berimajinasi sebagai wanita, mengenakan baju wanita.

8. Veyourisme: kenikmatan seksual dengan mengintip orang lain yang sedang mengganti atau menanggalkan pakaiannya, telanjang, atau sedang beraktivitas seksual.

9. Paraphilia yang tak terdefinisikan, terdiri dari berpuluh-puluh jenis kelainan seksual lainnya, seperti nekrofilia (perilaku seksual dengan mayat), bestialiti (perilaku seksual dengan binatang), dan lain-lain.

Penyebab

Seperti dijelaskan Susan Noelen Hoeksema dalam bukunya Abnormal Psychology, lebih dari 90 persen penderita paraphilia adalah pria. Hal ini tampaknya berkaitan dengan penyebab paraphilia yang meliputi pelampiasan dorongan agresif atau permusuhan, yang lebih mungkin terjadi pada pria daripada wanita.

Penelitian-penelitian yang mencoba menemukan adanya ketidaknormalan testoteron ataupun hormon-hormon lainnya sebagai penyebab paraphilia, menunjukkan hasil tidak konsisten. Artinya, kecil kemungkinan paraphilia disebabkan ketidaknormalan hormon seks pria atau hormon lainnya.

Di sisi lain, penyalahgunaan obat dan alkohol ditemukan sangat umum terjadi pada penderita paraphilia. Obat-obatan tertentu tampaknya memungkinkan penderita paraphilia melepaskan fantasi tanpa hambatan dari kesadaran.

Paraphilia menurut perspektif teori perilaku merupakan hasil pengondisian klasik. Contohnya, berkembangnya bestialiti mungkin terjadi sebagai berikut: Seorang remaja laki-laki melakukan masturbasi dan memperhatikan gambar kuda di dinding. Dengan demikian mungkin berkembang keinginan untuk melakukan hubungan seks dengan kuda, dan menjadi sangat bergairah dengan fantasi demikian.

Hal ini terjadi berulang-ulang dan bila fantasi tersebut berasosiasi secara kuat dengan dorongan seksualnya, mungkin ia mulai bertindak di luar fantasi dan mengembangkan bestilialiti.

Lingkungan keluarga dan budaya di mana seorang anak dibesarkan ikut memengaruhi kecenderungannya mengembangkan perilaku seks menyimpang. Anak yang orangtuanya sering menggunakan hukuman fisik dan terjadi kontak seksual yang agresif, lebih mungkin menjadi agresif dan impulsif secara seksual terhadap orang lain setelah mereka berkembang dewasa.

Banyak penderita pedofilia yang miskin dalam keterampilan interpersonal, dan merasa terintimidasi bila berinteraksi seksual dengan orang dewasa. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima penderita pedofilia telah mengalami pelecehan seksual di masa kanak-kanak.

0 komentar: