THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 11 Desember 2010

Nyeri Pinggang Berkepanjangan

Nyeri Pinggang Berkepanjangan

Adhi, 28 tahun, seorang pekerja kantoran yang setiap harinya menghabiskan waktu berjam- jam duduk di depan layar monitor komputernya. Namun belakangan ini, ia tak lagi bisa lagi berlama- lama duduk di depan komputer sambil menuangkan kreativitasnya untuk menulis.
Pasalnya, sakit pinggang yang diikuti rasa nyeri tak tertahankan makin sering menghampiri lelaki kelahiran Solo, Jawa Tengah ini. “Baru duduk sebentar saja terasa nyeri sekali di pinggang bawah ini,” kata Adhi, sambil menunjuk bagian belakang pinggangnya.
Cemas dan khawatir jelas terlintas di raut wajah Adhi. Apalagi beberapa orang kawan dekatnya yang sering mengalami penyakit yang sama pernah sampai dirawat di rumah sakit, bahkan ada yang sampai dioperasi. Pernah suatu kali ia berobat ke dokter. Setelah diberi obat, rasa nyeri memang tidak muncul lagi, tetapi tidak bertahan lama. Usut punya usut, Adhi pernah mengangkat beban berat dalam posisi yang tidak benar. Nah, sejak saat itulah pinggangnya terasa nyeri, apalagi bila digunakan untuk beraktivitas seperti mengangkat beban, duduk, bahkan saat tidur sekalipun.
Dr Ali Shahab, SpBs, Pain Management Bedah Syaraf dari Klinik Cansebu, Jakarta, menyebut nyeri pinggang yang dialami seperti Adhi itu sebenarnya merupakan hal yang bisa menimpa siapa saja. Penyebabnya belum tentu sarat terjepit (hernia nucleus pulposus) tetapi masih ada banyak faktor lainnya.
Yang paling banyak disebabkan karena tulang belakang memiliki banyak persendian (facet joints), jaringan-jaringan ikat di sekitar tulang belakang, otot-otot di sekitar tulang serta tulang rawan di antara dua tulang belakang. Yang paling sering terjadi, mereka (penderita) melakukan gerakan yang melebihi zona elastis pada tulang belakang. Gerakan melebihi zona elastis ini dapat menyebabkan luka (robek) pada ligamen sehingga terjadi pengapuran, otot-otot menegang dan menyebabkan rasa nyeri. “Dari berbagai kasus nyeri pinggang, hanya 10 persen saja yang divonis sebagai syaraf terjepit,” katanya.
Dilihat dari anatominya, lanjut Ali, tulang belakang terdiri dari ruas-ruas tulang yang membentuk blok-blok bangunan tulang dari tulang belakang (spine). Secara keseluruhan, tulang belakang mempunyai tujuh segmen tulang leher (cervical), 12 segmen tulang punggung (thoracal), lima segmen tulang pinggang (lumbal), dan lima segmen tulang sacral (termasuk tulang ekor). Selain itu juga terdapat komponen lain seperti otot-otot paraspinal, jaringan-jaringan ikat, disk lempengan yang berfungsi sebagai bantalan atau peredam kejut (terdiri dari tulang rawan dan di dalamnya terdapat semacam jelly) dan jaringan saraf.
Komponen lunak ini dapat terluka atau robek dan mengiritasi jaringan syaraf yang berdekatan. Sedangkan ligamen merupakan jaringan lunak berserat kuat yang berfungsi melekatkan tulang-tulang. Ligamen- ligamen melekat pada setiap ruas tulang dan mengelilingi setiap disk lempengan. “Ketika ligamen luka karena disk lempengan mengalami kemunduran, timbul lah rasa nyeri di sekitar lokasi yang terluka,” jelasnya.
Ali menganjurkan rasa nyeri yang berlebihan dan berlangsung lama (lebih dari dua minggu) sebaiknya perlu diwaspadai dan segera memeriksakannya ke ahli bedah saraf. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menceritakan secara detail riwayat penyakitnya. Ini sangat bermanfaat untuk mengetahui akar permasalahan dari sakit yang timbul. Setelah sumber penyakit diketahui, maka sumbernya akan diobati terlebih dulu. Misalnya, sumbernya adalah saraf di daerah persendian, contohnya tulang belakang, maka rangsangan yang dikirimkan tersebut harus diblok. Bisa dengan operasi (surgery) atau dengan radio frequency thermo coagulation.
Masih menurut Ali, operasi dilakukan bila nyeri itu sudah mencapai level tertentu, sementara bila low back pain itu masih baru (terjadi) pengobatannya bisa dengan menggunakan radio frequency, terapi, serta rileks, akupuntur, stimuli serta pemeriksaan kejiwaan (bending the mind). “Penggunaan radio frequency bisa dijadikan pilihan karena risikonya sangat kecil dan tidak memerlukan persiapan khusus seperti pengobatan dengan tindakan pembedahan,” ungkapnya.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, penyakit low back pain sering dijumpai pada kehidupan terutama masyarakat metropolitan. 30 persen dari jumlah penduduk metropolitan pernah menderita back pain yang memerlukan pengobatan. Pada 1996 pengobatan low back pain di Inggris mencapai Rp 750 miliar per tahun dan kehilangan nilai produktif hingga Rp 84 triliun per tahun. Tahun 2002 (juga di Inggris) dilaporkan penderita low back pain mencapai 34 juta orang per tahun dan kehilangan 81 juta hari kerja per tahun.

Tips Agar ‘nyeri’ Tak Kunjung Datang

Duduk berlama-lama di depan komputer saat bekerja di kantor juga dapat menyebabkan nyeri pinggang. Agar nyeri itu tidak mampir ke diri Anda, ada baiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:
  1. Pastikan Anda duduk dengan posisi yang benar (tidak membungkuk). Duduk dengan posisi terlalu membungkuk atau terlalu miring dapat menyebabkan ligamen pada tulang belakang terluka.
  2. Lakukan peregangan dengan olah raga ringan seperti berdiri, membungkuk, menggerakkan kepala, serta meregangkan otot tangan. Lakukan setiap beberapa menit agar otot-otot punggung tidak kaku.
  3. Pijatan ringan bisa dilakukan untuk mengendurkan otot-otot yang mulai menegang.
  4. Hindari stres dengan mendengarkan musik-musik lembut yang dapat menentramkan perasaan Anda.
  5. Ciptakan suasana santai dengan membayangkan tempat-tempat indah yang pernah Anda kunjungi. Suasana damai di dalam hati juga diyakini sebagai obat mujarab untuk meredam rasa stres
Sumber: IndoBestSeller

0 komentar: